Depresi pada Pasien Kanker Payudara Paska Mastektomi: Literature Review
DOI:
https://doi.org/10.57207/n6fjme25Abstract
Mastektomi merupakan prosedur yang paling sering digunakan untuk penatalaksanaan kanker payudara dengan atau tanpa rekonstruksi dan pembedahan yang dikombinasi dengan terapi radiasi. Wanita yang mengalami mastektomi akan kehilangan payudara yang merupakan simbol seksualitas wanita. Mastektomi mengubah citra tubuh dan fungsi psikoseksual wanita sehingga memiliki kecenderungan tinggi untuk mengalami depresi, cemas bahkan bunuh diri. Metode yang digunakan dalam penyusunan penelitian ini yaitu Literature Review dengan menganalisis sejumlah artikel penelitian yang dipublikasi melalui ProQuest, EBSCHO, CINALH, dan Springerlink dari tahun 2005 – 2020. Dan hasil akhir mengidentifikasi 32 artikel penelitian yang terkait. Berdasarkan hasil pencarian di peroleh 32 artikel penelitian dan hanya 7 artikel yang memenuhi kriteria inklusi. Instrumen penelitian yang paling banyak digunakan yaitu Center For Epidemiological Studies Depression Scale (CES- D) dan Beck Depresion Scale (BDS). Pasien kanker payudara paska mastektomi mengalami depresi dengan tingkat yang bervariasi. Ada beberapa faktor yang menyebakan pasien mastektomi mengalami depresi seperti tidak siap kehilangan organ seksualitasnya, merasa tidak percaya diri, tidak puas melihat luka bekas operasi, merasa tidak menarik secara seksual, kurangnya dukungan dari pasangan dan takut akan perceraian. Penilaian depresi pada pasien kanker payudara paska mastektomi sangat penting dilakukan, dan pemilihan instrumen yang tepat akan mempengaruhi hasil penilaian depresi paska mastektomi yang lebih objektif. Depresi paska mastektomi harus diatasi dengan memberikan intervensi keperawatan yang tepat seperti perawat memberikan dukungan kepada pasien, melibatkan pasangan dan keluarga dalam merawat pasien serta perawat memberikan informasi kesehatan yang dibutuhkan oleh pasien.